Muhammad Yusuf.
Suatu keajaiban bisa mengenal lelaki ini.
***
Siang itu, di salah satu sudut ruangan ber-AC. Aku duduk
menghadap seorang lelaki. Aku sibuk dengan novelku, sedangkan ia sibuk dengan
bukunya.
Dihadapan kami dua mangkuk es buah tersaji. Separuh telah
ludes, kami kembali tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Membaca.
“Dinda, kalo kita nikah aja gimana?”
Aku yang sibuk membaca novel, hanya menggumam pelan, “hah?”
Yusuf diam. Yang aku nggak sadari adalah, Yusuf
memandangiku. Ini kode meminta untuk diperhatikan. Hei aku lagi ngomong serius nih, bisa perhatiin aku sebentar gak? Tutup
dulu novelnya.
Lama. sekitar 2 menit. Aku mulai sadar dengan keheningan
suasana di sana.
Aku menarik wajah dari novel itu, menemukan Yusuf yang
melihatku.
Akhirnya kamu liat aku
juga.
“Iya?” aku bener-bener memasang muka oon.
“Tadi ngomong apa?”, aku menambah dengan cengir oon.
Sial, jadi dia beneran
gak denger.
“Tadi kanda bilang apa ya?”, aku menatap Yusuf. Samar yang
aku dengar adalah kata menikah.
Yusuf memejamkan mata, menarik nafas panjang dan kembali
membuka matanya. Masih menemukan seorang gadis yang ia panggil Dinda dengan
tatapan penasaran.
“Dinda, kalo kita
nikah aja gimana?”
Aku menatap Yusuf.
“Nikah?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar