Jumat, 25 September 2015

Part-1

Muhammad Yusuf.
Suatu keajaiban bisa mengenal lelaki ini.
***
Siang itu, di salah satu sudut ruangan ber-AC. Aku duduk menghadap seorang lelaki. Aku sibuk dengan novelku, sedangkan ia sibuk dengan bukunya.
Dihadapan kami dua mangkuk es buah tersaji. Separuh telah ludes, kami kembali tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Membaca.

“Dinda, kalo kita nikah aja gimana?”
Aku yang sibuk membaca novel, hanya menggumam pelan, “hah?”
Yusuf diam. Yang aku nggak sadari adalah, Yusuf memandangiku. Ini kode meminta untuk diperhatikan. Hei aku lagi ngomong serius nih, bisa perhatiin aku sebentar gak? Tutup dulu novelnya.
Lama. sekitar 2 menit. Aku mulai sadar dengan keheningan suasana di sana.
Aku menarik wajah dari novel itu, menemukan Yusuf yang melihatku.
Akhirnya kamu liat aku juga.
“Iya?” aku bener-bener memasang muka oon.
“Tadi ngomong apa?”, aku menambah dengan cengir oon.
Sial, jadi dia beneran gak denger.
“Tadi kanda bilang apa ya?”, aku menatap Yusuf. Samar yang aku dengar adalah kata menikah.
Yusuf memejamkan mata, menarik nafas panjang dan kembali membuka matanya. Masih menemukan seorang gadis yang ia panggil Dinda dengan tatapan penasaran.
 “Dinda, kalo kita nikah aja gimana?”
Aku menatap Yusuf.

“Nikah?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar