Selasa, 08 November 2011

Takkan Terulang

4 September 2011 bertepatan dengan hari ulang tahun adik saya tercinta, Ikhsan Wicaksono. Sayangnya Ican gak bisa merayakan hari jadi ke 18 kali ini di rumah. Sehari sebelumnya, Ican berangkat ‘merantau’ ke Yogya ;(
4 September 2011 kemarin, sudah direncanakan bahwa saya dan teman-teman sekelas saat kelas 3 SMA akan jalan-jalan lebaran. Suatu tradisi yang sering dilakukan oleh para alumni sekadar untuk bertemu, silaturahim, dan melepas rindu setelah sekian lama tak berjumpa.
Berkumpul di rumah Amel, pukul 10.
Siang itu kami mulai berkeliling ke rumah teman-teman yang lain. Meskipun banyak yang tidak ada di rumah karena pergi atau mudik, tapi kami senang bisa jalan bersama. Saya ditemani 3 teman wanita lainnya, Amel, Nuri dan Henny. Serta Budi, Ejo, Yoga, Mas Yodi dan Meidy.
Rencana awal, setelah berkeliling ke rumah-rumah, kami akan jalan-jalan ke Pantai Lais (letaknya di luar kota, kira-kira 1 jam perjalanan). Pantai yang terkenal akan keindahan ngarai-ngarai alami akibat pembentukan dalam waktu yang lama oleh hempasan ombak. Tapi rencana itu gagal karena waktu yang semakin sore tidak memungkinkan kami ke sana (mengingat jarak yang cukup jauh dan jalan yang kurang mendukung karena kondisinya yang banyak berlubang). Akhirnya teman-teman saya memutuskan untuk main Banana Boat di Pantai Zakat (salah satu pantai di kota saya yang ramai dikunjungi saat lebaran). Berhubung kami bersembilan belum pernah sama sekali main Banana Boat, kami pun mengabaikan ramainya pantai sore itu.
Mas Yody dan Meidy gak ikutan naik, cuma 3 laki-laki pemberani, Nuri yang perkasa dan 3 cewek-cewek cantik yang ikut gak bisa berenang (saya, Amel dan Henny). Awal naik sih biasa aja. Pas mulai ditarik boat-nya juga biasa aja (walaupun saya agak cemas juga ngeliat lautan yang luasnya Subhanallah itu). Lagi asyik muter-muter, si abang yang jadi joki Banana Boat itu teriakin kita, “Mau diceburin gak??”. Wehh kita bimbang. Gak seru juga sih kalo cuma duduk-duduk manis di atas balon karet gitu, tapi juga bingung soalnya kita pada gak bawa pakaian ganti. Eh belum lagi ngejawab, tiba-tiba aja kita udah ‘dilemparin’ ke laut. Byurrr. Blassss. Putih. Air semua. Dalam. Kaki bener-bener gak ada pijakan. Panik! Kita bertujuh pada ngapung di tengah laut. Sempet mikir bisa mati tenggelam kalo gak pake rompi pelampung dan sendirian di tengah laut ini. Untung itu abang-abangnya cepet narik kita naik lagi ke Banana-nya. Belum selesai narik nafas, kita udah ditarik Boat lagi. Brrr! Dingin sumpah (tapi nagih)
Setelah (belum) puas digeret-geret naik Pisang Kuning di laut, kami ngiri juga ngeliat banyak orang yang pada main ombak. Kepalang basah, yaudah basahin lagi. Tadinya pengen nyewa ban satu-satu, tapi karena dompet pada ditinggalin di mobil, duit yang ada cuma bisa nyewa 3 ban aja. Berbekal 3 ban yang di satukan, kami bertujuh mulai meluk-melukin ban yang ukurannya yang lumayan itu. Ban pun mulai mengapung dan membawa kami semakin ke tengah. Makin lama kaki mulai hilang pijakan dan tak lama kami benar-benar ngapung di tengah laut. Si Henny udah mulai megap-megap. Panik nya nular ke saya. Bahkan Henny pengen nangis minta pulang. Akhirnya kita mundur lagi (dengan susah payah melawan ombak) sampe ke bibir pantai. Saya, Henny dan Amel mutusin gak ikut main ban lagi. Eh pas lagi jalan ke pinggir. Byurrr datang ombak besar dari belakang saya. Pas surut lagi, tiba-tiba saya udah gak pake jilbab lagi. Jilbab saya copot kena guyur ombak dari belakang. Uwaaa! Malu semalu malunya.
Saya cuma bisa meluk Amel (karena malu banget) dan Henny lari ke pinggir pantai buat minjem jaketnya Meidy. Akhirnya jaket si Meidy saya pake buat ganti jadi kerudung. Duhhh! Trauma deh mandi-mandi di pantai lagi.

Menghabiskan waktu duduk berdua denganmu
Bercerita tentang hidupku dan hidupmu
Mencari makna yang terpendam di dasar jiwa
Bersamamu teman, kusambut hari esok
Rindu yang tercurah tanda bahwa kita bisa
Melewati semua menyambut hari esok

Dan genggam tanganku erat
Kuyakin kita bisa
Melewati hari ini dengan senyuman
Dan jangan pernah kau lupakan
Hidup hanya sebuah rencana
Yang tak akan pernah bisa terulang
Setelah ber-Banana Boat-an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar